Kronologis Perang Dunia II
Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September
1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang
berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada
tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.
Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah
terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh juta) orang
tewas dalam konflik ini.
Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat pendudukan
Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada
tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat Jepang menyerah kepada tentara
Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga benua: yaitu Afrika, Asia dan Eropa. Latar Belakang Perang Dunia II
- Latar Belakang PD II:
- Benito Mussolini di Italia mempelopori gerakan fasvio de combatimento, dengan cita-cita membentuk Italia Raya
- Adolf Hitler, Jerman. Membentuk NAZI
- Tenno Meiji, Jepang. Fasis Militer.
- Jalannya perang:
- 1937, Italia menduduki Abessynia dan Jerman menyerang Polandia, 1 Sept 1939.
- Desember 1941, Jepang membom Pearl Harbour.
- UK & Perancis membantu Polandia menghadapi Jerman.
- AS terlibat menghadapi aliansi Jerman, Italia, Jepang, setelah Pearl Harbour di bom
- Akhir Perang:
- Sekutu mendaratkan pasukan di PAntai Normandia, 6 Juni 1944
- April 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet
- Jerman menyerah pada Sekutu, Mei 1955
- Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Hiroshima dan Nagasaki di bom atom oleh AS.
- 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu
- 17 Juli-2 Agustus 1945 --> Konfrensi Postdam
Keputusannya
- Jerman dibagi jadi Jerman Barat dan Jerman Timur
- Jerman harus membayar pampasan perang
- Angkatan perang Jerman dikurangi
- Partai NAZI dihapus
- Penjahat perang akan dihukum
- 8 September 1951--> Perjanjian San Francisco
Keputusannya:
- Jepang diperintah oleh tentara pendudukan AS
- Jepang membayar pampasan perang
- Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemiliknya
- Penjahat perang akan dihukum
Peta Perang Dunia II Coklat = Tentara Axis
Warna Lainnya = Tentara Sekutu & Negara Netral
Perubahan warna = pergerakan tentara
Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia II Tanggal :1 September 1939 – 2 September 1945
Lokasi : Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika.
Hasil : Kemenangan sekutu, munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet
sebagai negara adidaya, terbentuknya blok-blok yang menjurus ke Perang
Dingin, mulai lepasnya negara-negara jajahan Eropa. Pihak Yang terlibat: Blok Poros (AXIS)
- Nazi Jerman : Adolf Hitler
- Italia : Benito Mussolini
- Jepang : Hideki Tojo
Militer tewas: 8.000.000
Sipil tewas: 4.000.000
Total tewas: 12.000.000
Negara-negara Poros (AXIS) adalah negara-negara yang menentang pihak Sekutu selama Perang Dunia II.
Ada 3 negara utama dalam kekuatan poros yaitu; Nazi Jerman, Italia dan
Kekaisaran Jepang. Pada puncak kejayaan mereka, Kekuatan Poros menguasai
dominasi daerah yang sangat luas di Eropa, Asia, Afrika dan
Oseania/Pasifik. Tetapi Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan
mereka. Seperti pihak Sekutu, keanggotaan Negara-negara Poros tidak
tetap, dan beberapa negara bergabung dan kemudian meninggalkan
Negara-negara Poros selama perang berlangsung.
Anggota Negara-negara Poros minoritas:
- Bulgaria, Hongaria, Yugoslavia, Finlandia, Thailand, Rumania
- Negara Boneka Jepang:
Manchukuo, Mengjiang (bagian wilayah di Mongolia], Nanking (bagian wilayah di Tiongkok), Burma, Filipina, dan India
- Negara boneka Italia:
Albania dan Ethiopia
- Negara boneka Jerman
Serbia
- Negara lainnya yang berkoalisi
Spanyol dan Denmark
- Bekas anggota
Uni Soviet, Berdiri sendiri/memihak Sekutu pada 1941.
Negara Sekutu:
- Britania Raya : Winston Churchill
- Uni Soviet : Joseph Stalin
- Amerika Serikat : Franklin Roosevelt
- Republik China : Chiang Kai-Shek
Militer tewas: 17.000.000
Sipil tewas: 33.000.000
Total tewas: 50.000.000
Blok Sekutu pada Perang Dunia II adalah negara-negara yang berperang
bersama melawan Blok Poros (Jerman, Italia, dan Jepang) dari 1939 sampai
1945.
Anggota Sekutu
- Setelah penyerangan Jerman ke Polandia (1939)
Polandia, Britania Raya (termasuk Kerajaan India & Negara Koloni),
Perancis, Australia, Selandia Baru, Nepal, Afrika Selatan, Kanada
- Setelah berakhirnya perang Poni (1940)
Norwegia, Belgia, Luksemburg, Belanda, Yunani, Kerajaan Yugoslavia, Uni Soviet, Tannu Tuva
- Setelah pengeboman Pearl Harbor (1941)
Panama, Kosta Rika, Republik Dominika, El Salvador, Haiti, Honduras,
Nikaragua, Amerika Serikat, China, Guatemala, Kuba, Cekoslowakia
- Setelah pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (1942)
Meksiko, Brasil, Ethiopia, Irak, Bolivia, Iran, Italia, Kolombia, Liberia
- Setelah D-Day (1944)
Romania, Bulgaria, San Marino, Albania, Hungaria, Bahawalpur, Ekuador,
Paraguay, Peru, Uruguay, Venezuela, Turki, Arab Saudi, Argentina, Chile
- Setelah pengeboman Hiroshima (1945)
Mongolia
Perkiraan jumlah korban tewas Perang Dunia II
*Indonesia di urutan No. 5 dengan korban 4 Juta tewas
- Uni Soviet = 23,200,000
- Cina = 10,000,000
- Jerman = 7,500,000
- Polandia = 5,600,000
- Indonesia = 4,000,000
- Jepang = 2,600,000
- India = 1,587,000
- Yugoslavia = 1,027,000
- Perancis Indochina = 1,000,000
- Rumania = 841,000
- Hungaria = 580,000
- Perancis = 562,000
- Italia = 459,500
- U.K = 450,400
- Amerika Serikat = 418,500
- Cekoslowakia = 365,000
- Lithuania = 353,000
- Yunani = 300,000
- Latvia = 227,000
- Belanda = 205,900
- Ethiopia = 205,000
- Dll
Indonesia merupakan negara dengan korban terbanyak nomor 5 di dunia
Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September
1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang
berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada
tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki Manchuria.
Berikut inilah data pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua. Perang Dunia II di Benua Asia
|
Hindeki Toji |
1937: Perang Sino-Jepang (1937-1945)
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian di Eropa.
Jepang telah menginvasi China pada tahun 1931, jauh sebelum Perang
Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi
menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria.
Pada 1937, perang telah dimulai ketika Jepang mengambil alih Manchuria. 1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam) sesuai
persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat
kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan
Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan
Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak. 1941: Serangan udara terhadap USS West Virginia dan USS Tennessee di Pearl Harbor.
Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya
Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl
Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang
menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS
dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang
pangkalan udara AS di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi
Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo
dan Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak Hindia
Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke
tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di
Singapura juga dikuasai, yang dianggap oleh Churchill sebagai salah satu
kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania. 1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan,
Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan
yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil
taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi
kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA
(America), British (Inggris), Dutch (Belanda), (Australia) yang
berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran
pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan
Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada
laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel
Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota
terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis
pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan
Sekutu-Hindia Belanda. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang
berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai
garis pertahanan Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian
membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil
inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara
Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak
Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda
bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi
atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Namun
setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter
Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang. 1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini
digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja
penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga
menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil
terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya
menggunakan kapal induk. Sebulan kemudian invasi Atol Midway dapat
dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin
Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol Midway.
Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang
industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS
kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan
Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan. Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah
prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan
Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, Pada 7 Agustus 1942
Pulau Guadalcanal diserang oleh Amerika Serikat. dan awal September,
selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang
di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk Milne,
dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di
Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943. 1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut
kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon,
New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling
sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada
tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk
Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang
sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah
kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan
sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan
perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang
Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan
baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang
di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut
pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek
dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama
menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah
benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini
telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus
berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak
kelihatan. 1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS
menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan
udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu,
dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat
kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini
disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi
dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak
terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay"
yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom
Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota
tersebut.
Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap
Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan
melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang
(Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's
Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom
Fat Man di Nagasaki. Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet
dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang,
walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang
sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan.
Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda
tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS
Missouri di teluk Tokyo. Peta ASIA 1941 Peta ASIA 1941 Perang Dunia II di Benua Afrika dan Timur Tengah "Kami
akan menaklukkan. Orang-orang dari Italia, untuk senjata! Tunjukkan
kegigihan, keberanian Anda, Anda layak." Diktator fasis Italia, Benito
Mussolini,
Ketika Italia menyatakan perang terhadap Britania dan Perancis pada Juni 1940 yang secara langsung membawa konflik ke Afrika Berikut inilah data pertempuran dan peristiwa penting di benua Afrika Perang Dunia II di Benua Afrika dan Timur Tengah 1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil
pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari
Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang
vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik
dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941
ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan
ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan
Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan
Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir. 1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi
Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi
penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok
Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar
Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya
terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki
Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali
dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris
dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang
pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan
diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan
Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika
dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota
pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut
berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut
dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di El Alamein. 1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Crusader tank Britania melewati Panzer IV Jerman yang terbakar di tengah gurun
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli
1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir
sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan
suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah
mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November
1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai
komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara
Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar
biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit
kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran
melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank
daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan
pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka
selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan
tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih
ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni
Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel.
Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan
strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa
berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir
lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk
Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh,
melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang
diperkuat oleh pasukan AS. 1942. Pertempuran Madagaskar Tentara Britania mendarat di Tamatave pada Mei 1942.
Pertempuran Madagaskar adalah kampanye sekut untuk merebut Madagaskar
yang dikuasai Perancis Vichy selama Perang Dunia II. Pertempuran ini
dimulai pada 5 Mei hingga 6 November 1942 dengan hasil kemenangan
sekutu. 1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis Pasukan Sekutu mendarat, dalam serangan bernama sandi Operasi Obor.
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah
Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight
Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap
Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan
Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di
Bône, gerbang menuju Tunisia.
Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan
terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri
perlawanan mereka. 1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya
pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama
Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya
dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar
bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara
pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman
yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel
mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum
menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman.
Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan
Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan
menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan
untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia,
pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943.
Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus
bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni
1944. Operasi militer Perang Dunia II Di Benua Afrika
- Kampanye
Afrika Timur (Perang Dunia II) (1941) Bendera Britania Raya British Raj
Red Ensign.svg — Serangan Angkatan Laut Inggris terhadap Italia yang
menguasai Daratan Somalia-Inggris.
- Operasi Camilla (1941) Bendera Britania Raya — Operasi disinformasi Inggris untuk menutupi tindakan terhadap Eritrea
- Operasi Canned (1940) Bendera Britania Raya — Pemboman di Banda Alula, daratan Somalia-Italia, oleh Angkatan Laut Inggris.
- Kampanye
Afrika Timur (Perang Dunia II) Akhir keberadaan Italia (1941) Bendera
Britania Raya British Raj Red Ensign.svg — Pendaratan pasukan Inggris di
Assab, Pelabuhan terakhir Italia di Laut Merah
- Pertempuran Madagaskar "Ironclad" (1942) Bendera Britania Raya Bendera Afrika Selatan — Pertempuran Madagaskar
- Operasi
Ancaman (1940) Bendera Britania Raya Flag of Free France 1940-1944.svg —
Pertempuran laut, Pasukan Perancis dan Serangan Inggris di Dakar,
Perancis-Afrika Barat (Senegal)
- Operasi Pendukung (1941) Bendera Britania Raya — Patroli laut lepas anti-kapal selam Sekutu di Laut Madagaskar
Perang Dunia II di Benua Eropa Salah
satu foto bewarna Perang Dunia II yang selamat dari 40 juta foto hitam
putih lainnya. Tampak di tengah-tengah Adolf Hitler. 1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke
Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak
cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim
panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah
Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman
serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka.
Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat
itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan
lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan
lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi
perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu
tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan
kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September
sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret
1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba
Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari
timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis
demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya,
Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah
kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia
melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik
oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6
Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori
oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal
Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap
Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di
Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan
perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan
perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke
Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam Pasukan SS dibawah
Heinrich Himmler terhadap orang orang Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30
November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet
meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada
udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral
yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat
memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan
perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von
Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan
senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang
memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan
musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya
sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan
serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan
berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga
memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan
pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St.
Petersburg. 1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940
melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan
Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia
mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada
awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman
pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura"
(Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi,
tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk
menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan
melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh
ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan
menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary
Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk
dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati
Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis
mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah
pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa
yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang
udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada
tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil
dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk
menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi
Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah
menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya
terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas
ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil
pilot peswat tempur Spitfire dan Huricane dapt berisirahat. Perang juga
berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman
(U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai
kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman,
Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama
(Kekuatan Poros). Benito Mussolini (kiri) dan Adolf Hitler
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi
dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke
Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini
berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang
dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan
dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di
daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat
perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan
beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran
dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di
wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an. 1941: Invasi Uni Soviet
Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
Pertempuran Stalingrad 1944: Serangan Balik
Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944 1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman Berkibarnya bendera Soviet diatas gedung pemerintahan Nazi, Reinchstag, merupakan tanda berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung
oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri
bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya
Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya
untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih
setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin
menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal
itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2
juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda
menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl
menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di
negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet
merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.
Hitler adalah salah satu penyebab terbesar dalam Perang Dunia II Adolf Hitler
lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan
seorang seniman gagal. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan
Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.
Kekalahan Jerman membuatnya terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala
umurnya menginjak tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil
berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi
Partai Buruh Nasionalis Jerman/National Sozialismus (diringkas Nazi).
Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang
dalam julukan Jerman disebut "Fuehrer.
Di bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa
menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya
gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan "The Munich Beer Hall Putsch."
Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi,
dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari
setahun.
Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi
besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik
yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi
menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat
puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.
Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk
kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua
golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi
kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan
kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai
Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan
samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung
di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih
dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan
jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.
Hitler dalam bukunya, "Mein Kampf" (Perjuanganku), menekankan pentingnya
lebensraum, yakni mendapatkan wilayah baru untuk rakyat Jerman di Eropa
Timur. Dia membayangkan menempatkan rakyat Jerman sebagai ras utama di
Rusia barat. Sebaliknya, sebagian besar rakyat Rusia dipindahkan ke
Siberia dan sisanya dijadikan budak. Setelah pembersihan (purge?)
besar-besaran pada tahun 1930-an, Hitler menganggap Soviet secara
militer lemah dan mudah diduduki. Ia menyatakan, "Kami hanya harus
menendang pintu dan seluruh struktur yang rapuh akan runtuh." Akibat
Pertempuran Kursk dan kondisi militer Jerman yang melemah, Hitler dan
propaganda Nazi menyatakan perang tersebut sebagai pertahanan peradaban
oleh Jerman dari penghancuran oleh "gerombolan kaum Bolshevik" yang
menyebar ke Eropa.
Kebijakan-kebijakan dan sikap ideologi Stalin pun sama agresifnya. Saat
perhatian dunia teralih ke Front Barat, ia menduduki tiga negara Baltik
pada tahun 1940. Partisipasi aktif Stalin dalam pembagian Polandia pada
tahun 1939 pun tidak dapat diremehkan.
Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang
ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2. Dia merebut
daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan samasekali. Inggris dan
Perancis terkepung oleh berbagai macam kesulitan ekonomi, karena itu
begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil pusing
tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun
Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli
tatkala Hitler menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936),
dan demikian juga ketika Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan
mereka terima sambil manggut-manggut ketika Hitler mencaplok
Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan
internasional yang dikenal dengan sebutan "Pakta Munich" yang oleh
Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian "Perdamaian
sepanjang masa" dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika
Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena
Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan
cerdik menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa
dia akan perang apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap
negara-negara demokrasi merasa gentar dan mundur melemah.
Tetapi, Inggris dan Perancis berketetapan hati mempertahankan Polandia,
sasaran Hitler berikutnya. Pertama Hitler melindungi dirinya dengan
jalan penandatangan pakta "Tidak saling menyerang" bulan Agustus 1939
dengan Stalin (hakekatnya perjanjian itu perjanjian agresi karena
keduanya bersepakat bagaimana membagi dua Polandia buat kepentingan
masing-masing). Sembilan hari kemudian, Jerman menyerang Polandia dan
enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa. Meskipun Inggris
dan Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia segera dapat
ditaklukkan.
Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan
Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang
Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut.
Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap
serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan "Battle of Britain" dan
Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris.
Pasukan Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia di bulan April 1941.
Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek "Perjanjian tidak
saling menyerang" dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan. Angkatan
Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia
tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski
bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler
memaklumkan perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan
beberapa hari kemudian Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik
pangkalan Angkatan Lautnya di Pearl Harbor.
Di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah
Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah.
Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik balik peperangan
terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam
pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia.
Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman
angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati
kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah.
Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih
dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada
musim semi tahun 1945. Hitler bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan
tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah kalah. Operasi Barbarossa -Operasi militer besar-besaran untuk menginvansi Moskow, Rusia.
Dibandingkan dengan medan perang lainnya dalam Perang Dunia II, Front
Timur jauh lebih besar dan berdarah serta mengakibatkan 25-30 juta orang
tewas. Di Front Timur terjadi lebih banyak pertempuran darat daripada
semua front pada PD II. Karena premis ideologi dalam perang, pertempuran
di Front Timur mengakibatkan kehancuran besar. Bagi anggota Nazi garis
keras di Berlin, perang melawan Uni Soviet merupakan perjuangan melawan
komunisme dan ras Arya melawan ras Slavia yang lebih rendah. Dari awal
konflik, Hitler menganggapnya sebagai "perang pembinasaan". Di samping
konflik ideologi, pola pikir Hitler dan Stalin mengakibatkan peningkatan
teror dan pembunuhan. Hitler bertujuan memperbudak ras Slavia dan
membinasakan populasi Yahudi di Eropa Timur. Stalin pun setali tiga uang
dengan Hitler dalam hal memandang rendah nyawa manusia untuk meraih
kemenangan. Ini termasuk meneror rakyat mereka sendiri dan juga
deportasi massal seluruh penduduk. Faktor-faktor ini mengakibatkan
kebrutalan kepada tentara dan rakyat sipil, yang tidak dapat disamakan
dengan Front Barat.
Perang ini mengakibatkan kerugian besar dan penderitaan di antara warga
sipil dari negara yang terlibat. Di belakang garis depan, kekejaman
terhadap warga sipil di wilayah-wilayah yang diduduki Jerman sudah biasa
terjadi, termasuk Holocaust orang-orang Yahudi. Tentara Jerman melemparkan granat tangan Potato-Smasher dalam fase-fase awal Operasi Barbarossa
Master Blitzkrieg (serangan kilat) Jerman terkenal, Generaloberst Heinz
Wilhelm Guderian bersama pasukannya. Di belakang terlihat jenderal tank
terkenal lainnya, Generalleutnant Graf Hyazinth Strachwitz von
Gross-Zauche, der Panzergraf.
Panzerkampfwagen III yang berasal dari Divisi Panzer ke-8 sedang
menyeberangi sungai Bug di Rusia. Terlihat log-log kayu di belakangnya
untuk memudahkan mereka melewati jalan berlumpur yang mulai banyak
didapati selama musim gugur Rusia yang menyesakkan.
Pasukan SS dengan tawanannya, tentara Asia Rusia. Selama Operasi
Barbarossa sendiri, jutaan (!) tentara Rusia tertawan, yang sebagian
besar di antaranya tewas di kamp-kamp tawanan Jerman
Tipikal tentara Wehrmacht Jerman, seorang Sersan dengan dekorasi Eiserne Kreuz 1 klasse dan General Assault Badge di dadanya
Makam tentara Jerman di dekat Moskow. Kebanyakan makam sederhana semacam
ini pada akhirnya diratakan oleh Rusia sehingga tak terhitung berapa
banyak pasukan Jerman yang terbunuh di front Timur yang tak diketahui
kuburnya!
Latar Belakang
Pakta Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939 membentuk perjanjian
non-agresi antara Jerman Nazi dan Uni Soviet, dan sebuah protokol
rahasia menggambarkan bagaimana Finlandia, Estonia, Latvia, Lithuania,
Polandia dan Rumania akan dibagi-bagi di antara mereka. Dalam Perang
September di Polandia pada 1939 kedua negara itu menyerang dan membagi
Polandia, dan pada Juni 1940 Uni Soviet, yang mengancam untuk
menggunakan kekerasan apabila tuntutan-tuntutannya tidak dipenuhi,
memenangkan perang diplomatik melawan Rumania dan tiga negara Baltik
yang de jure mengizinkannya untuk secara damai menduduki Estonia, Latvia
dan Lithuania de facto, dan mengembalikan wilayah-wilayah Ukraina,
Belorusia, dan Moldovia di wilayah Utara dan Timur Laut dari Rumania (
Bucovina Utara dan Basarabia).
Pembagian Polandia untuk pertama kalinya memberikan Jerman dan Uni
Soviet sebuah perbatasan bersama. Selama hampir dua tahun perbatasan ini
tenang sementara Jerman menaklukkan Denmark, Norwegia, Prancis, dan
daerah-daerah Balkan.
Adolf Hitler telah lama ingin melanggar pakta dengan Uni Soviet itu dan
melakukan invasi. Dalam Mein Kampf ia mengajukan argumennya tentang
perlunya mendapatkan wilayah baru untuk pemukiman Jerman di Eropa Timur.
Ia membayangkan penempatan orang-orang Jerman sebagai ras yang unggul
di Rusia barat, sementara mengusir sebagian besar orang Rusia ke Siberia
dan menggunakan sisanya sebagai tenaga budak. Setelah pembersihan pada
tahun 1930-an ia melihat Uni Soviet lemah secara militer dan sudah
matang untuk diserang: "Kita hanya perlu menendang pintu dan seluruh
struktur yang busuk itu akan runtuh.”
Joseph Stalin kuatir akan perang dengan Jerman, dan karenanya enggan
melakukan apapun yang dapat memprovokasi Hitler. Meskipun Jerman telah
mengerahkan sejumlah besar pasukan di Polandia timur dan membuat
penerbangan-penerbangan pengintai gelap di perbatasan, Stalin
mengabaikan peringatan-peringatan dari intelijennya sendiri maupun dari
pihak asing. Selain itu, pada malam penyerbuan itu sendiri,
pasukan-pasukan Soviet mendapatkan pengarahan yang ditandatangani oleh
Marsekal Semyon Timoshenko dan Jenderal Georgy Zhukov yang memerintahkan
(sesuai dengan perintah Stalin): "jangan membalas provokasi apapun" dan
"jangan mengambil tindakan apapun tanpa perintah yang spesifik ".
Karena itu, invasi Jerman pada umumnya mengejutkan militer dan pimpinan
Soviet.
|
Penyerangan: Musim panas 1941 Pada
pk. 04:45 22 Juni 1941, empat juta pasukan Jerman, Italia, Rumania dan
Poros lainnya menyerbu ke perbatasan dan masuk ke Uni Soviet. Selama
sebulan peneyrangan tiga arah ini sama sekali tidak dapat dihentikan
sementara tentara-tentara Panzer mengepung ratusan ribu pasukan Soviet
dalam kantung-kantung besar yang kemudian dikurangi sementara
divisi-divisi infantri yang lebih lambat bergerak menggantikan sementara
pasukan-pasukan panzer terus maju menyerang.
Tujuan Gugus Pasukan Utara adalah Leningrad melalui Negara-negara
Baltik. Gugus yang terdiri atas Pasukan ke-16 dan ke-18 serta Kelompok
Panzer ke-4 formasi ini menerobos masuk ke Lithuania, Latvia, Estonia
dan kota-kota milik Rusia: Pskov dan Novgorod.
Gugus Pasukan Tengah terdiri atas dua kelompok Panzer (ke-2 dan ke3),
yang bergulir ke timur dari kedua sisi dari Brest-Litovsk dan bertemu di
depan Minsk, diikuti oleh Pasukan ke-2, ke-4 dan ke-9. Gabungan
kekuatan Panzer mencapai Sungai Berezina dalam enam hari saja, 650 km
dari garis awal mereka. Tujuan berikutnya adalah menyeberangi Sungai
Dnieper, yang dicapai pada 11 Juli. Setelah itu, target berikut mereka
adalah Smolensk, yang jatuh pada 16 Juli, tetapi pertempuran di wilayah
Smolensk menghalangi kemajuan Jerman hingga pertengahan September, dan
secara efektif mengganggu blitzkrieg.
Gugus Pasukan Selatan, dengan Kelompok Panzer ke-1, ke-6, dan ke-11,
serta Tentara ke-17, ditugasi maju melalui Galicia dan masuk ke Ukraina.
Namun kemajuan mereka agak lambat, karena hanya astu koridor menuju
Kiev yang berhasil diamankan pada pertengahan Juli. Tentara ke-11,
dibantu dengan dua satuan tentara Rumania, berperang masuk melalui
Bessarabia menuju Odessa. Kelompok Panzer ke-1 berbalik dari Kiev untuk
sementara waktu, maju masuk ke lengkungan Dnieper. Ketika bergabung
dengan unsur-unsur selatan dari Gugus Pasukan Selatan di Uman, kelompok
itu menangkap 100,000 tawanan perang Soviet di sebuah kantong yang
besar.
Sementara Tentara Merah mengundurkan diri ke belakang Sungai Dnieper dan
Dvina, hierarkhi Soviet mengalihkan perhatiannya pada upaya memindahkan
sebanyak mungkin industri berat wilayah itu, membongkar dan mengepaknya
ke dalam kereta-kereta barang, jauh dari garis front, membangunnya
kembali di daerah-daerah yang jauh di pedalaman di belakang Ural dan di
Asia Tengah. Kebanyakan warga sipil tidak dapat dievakuasi bersama-sama
dengan perlengkapan itu dan ditinggalkan dalam belas-kasihan
pasukan-pasukan yang menyerbu.
Dengan direbutnya Smolensk dan majunya Gugus Pasukan Tengah dan Utara ke
Sungai Luga, kedua gugus pasukan itu telah mencapai tujuan besar
pertama mereka: menyeberang dan mempertahankan "jembatan darat" antara
Dvina dan Dnieper. Jalur Ke Moskwa, yang kini hanya 400 km jauhnya, kini
terbuka lebar.
Jenderal-jenderal Jerman generals berdebat tentang gerakan maju segera
menuju Moskwa, namun Hitler membantahnya, sambil menyebutkan pentingnya
gandum Ukraina dan industri berat bila berada di tangan Jerman, belum
lagi berkumpulnya pasukan-pasukan cadangan Soviet di wilayah Gomel
antara barisan selatan Gugus Pasukan Tengah dan Gugus Pasukan Selatan
yang terjebak di selatan. Perintah dikeluarkan kepada Kelompok Panzer
ke-2 untuk berbelok ke selatan dan maju menuju Kiev. Hal ini berlangsung
sepanjang bulan Agustus dan masuk ke bulan September, namun ketika
Kelompok Panzer ke-2 bergabung dengan Kelompok Panzer Pertama di
Lokhvitsa pada 5 September, 665.000 tawanan Soviet ditangkap dan Kiev
jatuh pada 19 September. Moskwa dan Rostov: Musim Gugur 1941 Kini
Hitler memutuskan untuk melanjutkan penyerbuan ke Moskwa, mengganti
nama Kelompok Panzer menjadi Pasukan Panzer dalam penyerbuan ini. Untuk
Operasi Taifun, yang direncanakan akan dimulai pada 30 September,
Tentara Panzer ke-2 segera dikirim melintasi jalan-jalan beraspal dari
Orel (direbut 7 Oktober) ke Sungai Oka di Plavskoye, sementara Tentara
Panzer ke-4 (yang dipindahkan dari Gugus Pasukan Utara ke Tengah) dan
Pasukan Panzer ke-3 mengepung pasukan-pasukan Soviet dalam dua kantong
yang besar di Vyazma dan Bryansk. Gugus Pasukan Utara memposisikan
dirinya di front Leningrad dan berusaha memotong jalur kereta api di
Tikhvin ke sebelah timur. Dengan demikian dimulailah Pengepungan
Leningrad selama 900 hari. Di sebelah utara lingkaran Arktik, suatu
pasukan Jerman-Finlandia diberangkatkan menuju Murmansk namun tidak
dapat maju lebih jauh daripada Sungai Litsa, dan di sana mereka tinggal.
Gugus Pasukan Selatan mendorong ke bawah dari Sungai Dnieper ke pantai
Laut Azov, juga bergerak maju melalui Kharkov, Kursk dan Stalino.
Tentara ke-11 bergerak masuk ke Krimea dan menguasai seluruh jazirah itu
pada musim gugur (kecuali Sevastopol, yang bertahan hingga 3 Juli
1942). Pada 21 November tentara-tentara Jerman merebut Rostov, pintu
gerbang masuk ke Kaukasus. Namun, garis depan Jerman terlalu jauh masuk
dan pasukan-pasukan pertahanan Soviet menyerang balik ujung tombak
Tentara Panzer ke-1 dari utara, memaksa mereka menarik mundur dari kota
dan dari belakang Sungai Mius; penarikan mundur pertama Jerman
signifikan dalam perang ini.
Persis ketika Operasi Taifun berlangsung, cuaca Rusia menyerang. Selama
paruhan kedua Oktober hujan turun dengan deras, mengubah jalan-jalan
yang hanya sedikit di sana menjadi lumpur yang tidak habis-habisnya yang
memerangkap kendaraan-kendaraan Jerman, kuda-kuda dan manusianya juga.
Dengan jarak 160 km lagi yang masih harus ditempuh ke Moskwa, keadaan
yang lebih buruk masih akan terjadi ketika temperatur anjlok dan salju
mulai turun. Kendaraan-kendaraan dapat bergerak lagi, tetapi manusianya
tidak, karena membeku tanpa pakaian musim dingin. Para pemimpin Jerman
yang mengharapkan perang akan selesai dalam beberapa bulan saja, tidak
melengkapi tentara mereka untuk pertempuran di musim dingin.
Pada sebuah serangan terakhir pada 15 November pasukan-pasukan Jerman
mencoba mengepung Moskwa. Pada 27 November Pasukan Panzer ke-4 telah
tiba dalam jarak 30 km ke Kremlin ketika pasukan itu mencapai
pemberhentian trem terakhir dari jalur Moskwa di Khimki, sementara
Pasukan Panzer ke-2, meskipun berusaha keras, tidak dapat merebut Tula,
kota teakhir Rusia yang berdiri di jalan menuju ibu kota. Pertentangan
hebat menandai perbedaan pendapat antara Hitler, yang memaksa bahwa
penyerbuan ke Moskwa tidak dapat dihentikan, dan jenderal-jenderalnya,
yang pasukanp-pasukannya sudah sama sekali kepayahan di dalam cuaca
dingin yang mematikan. Sementara Hitler mulai memecati komandan-komandan
yang menentangnya, pada saat itulah pasukan-pasukan Soviet untuk
pertama kalinya memukul balik. Serangan balik Soviet: Musim Dingin 1941 Serangan balik Soviet di musim dingin , 5 Desember 1941 hingga 7 Mei 1942
Pada musim gugur, Zhukov memindahkan pasukan-pasukan Soviet yang masih
segar dan berperlengkapan cukup dari Siberia dan timur jauh ke Moskwa
(pasukan-pasukan ini telah ditempatkan di sana untuk menantikan serangan
Jepang, tetapi intelijen menunjukkan bahwa pasukan-pasukan Jepang telah
memutuskan untuk sebaliknya menyerang Asia Tenggara dan Pasifik). Pada 5
Desember 1941, pasukan-pasukan tambahan ini menyerang garis-garis
Jerman di sekitar Moskwa, yang didukung oleh tank-tank T-34 yang baru
dan peluncur roket Katyusha. Pasukan-pasukan Soviet yang baru telah siap
untuk perang musim dingin, dan mereka termasuk juga sejumlah batalyon
ski. Pasukan-pasukan Jerman yang kepayahan dan kedinginan dikalahkan dan
dipukul mundur hingga 100 dan 250 km pada 7 Januari 1942.
Serangan lebih lanjut Soviet dilancarkan pada akhir Januari, dengan
memusatkan perhatian pada persimpangan antara Gugus Pasukan Utara dan
Tengah antara Danau Seliger dan Rzhev, dan menciptakan sebuah celah
antara dua kelompok pasukan Jerman. Bersamaan dengan gerakan maju dari
Kaluga ke barat daya Moskwa, hal ini dimaksudkan bahwa kedua serangan
itu bertemu di Smolensk, tetapi pasukan-pasukan Jerman berkumpul dan
berhasil memisahkan keduanya, dan mempertahankan suatu keunggulan di
Rzhev. Suatu penerjunan pasukan payung Soviet di Dorogobuzh yang
dikuasai oleh Jerman khususnya gagal total, dan para pasukan paying yang
berhasil bertahan harus melarikan diri ke daerah-daerah yang dikuasai
oleh para partisan yang mulai membengkak di belakang garis Jerman. Di
utara, pasukan-pasukan Soviet mengepung sebuah pos pasukan Jerman di
Demyansk, yang bertahan dengan pasokan udara selama empat bulan, dan
menempatkan diri di depan Kholm, Velizh dan Velikie Luki.
Di selatan Tentara Merah menyerang ke seberang Sungai Donets di Izyum
dan mendorong masuk 100-km. Tujuannya adalah menjepit Gugus Pasukan
Selatan ke Laut Azov, tetapi ketika musim dingin mulai menyurut,
pasukan-pasukan Jerman sanggup melakukan serangan balasan dan memotong
pasukan-pasukan Soviet yang terlalu menyebar di Pertempuran Kharkov
Kedua
| |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar