http://2.bp.blogspot.com/-oIHX-_ztj-0/UlakOB5viCI/AAAAAAAABTo/OPsZQehrC9Y/s1600/burung.png ™Welcome To My Blog...!!!: Februari 2014

Rabu, 26 Februari 2014

tabelnya

INDIKATOR ASAM BASA

TABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA
NAMA
pH RANGE
WARNA
TIPE(SIFAT)
Biru timol
1,2-2,8
merah – kuning
asam
Kuning metil
2,9-4,0
merah – kuning
  basa
Jingga metil
3,1 – 4,4
merah – jingga
  basa
Hijau bromkresol
3,8-5,4
kuning – biru
asam
Merah metil
4,2-6,3
merah – kuning
  basa
Ungu bromkresol
5,2-6,8
kuning – ungu
asam
Biru bromtimol
6,2-7,6
kuning – biru
asam
Merah fenol
6,8-8,4
kuning – merah
asam
Ungu kresol
7,9-9,2
kuning – ungu
asam
Fenolftalein
8,3-10,0
t.b. – merah
asam
Timolftalein
9,3-10,5
t.b. – biru
asam
Kuning alizarin
10,0-12,0
kuning – ungu
  basa
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator fenolftalein

tiltrasi


A.  Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat

Perubahan pH terjadi pada penetralan asam kuat oleh basa kuat. Misalnya, 50 mL asam kuat (HCl 0,1 M) dititrasi oleh basa kuat (NaOH 0,1 M) dengan menggunakan indikator fenolftalein.
            Mula mula jumlah mol HCl = 50 x 0,1 = 5 mmol
Pada saat ditambahkan 10 mL NaOH, jumlah mol NaOH = 10 x 0,1 = 1 mmol


HCl(aq)
+
NaOH(aq)
---->
NaCl(aq)
+
H2O(l)
Mula
5
1
-
-
Reaksi
1
1
-
-
Terbentuk
-
-
1
1
Sisa
4
-
1
1

  
Maka, setelah bereaksi dengan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL, konsentrasi [H+] adalah  :
[H+] =   Jumlah sisa mol asam/volume total 
Maka, setelah bereaksi dengan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL, konsentrasi [H+] adalah  : 4/60
= 0,0667
       = 6,7 x 10-2
pH  = 2 – log 6,7
       = 1,17

Jadi, ketika penambahan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL, pH larutan adalah 1,17.
Penghitungan pH selanjutnya juga dilakukan seperti diatas untuk volume NaOH yang lebih banyak. Harga pH larutan saat sebelum ditambahkan NaOH hingga penambahan NaOH sebanyak 10 mL dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel pH Titrasi HCl oleh NaOH
Volume NaOH 0,1 M (mL)
[H+]
pH
0
0,1
1,00
10
0,0667
1,17
20
0,0428
1,37
30
0,025
1,60
40
0,011
1,95
50
Habis bereaksi
7,00
      
Volume NaOH 0,1 M (mL)
[OH-]
pOH
pH
60
0,0090909
2,04
11,96
70
0,1667
1,78
12,22
80
0,02307
1,64
12,36
90
0,02857
1,54
12,46
100
0,03333
1,48
12,52
Berdasarkan data pada tabel tersebut, diperoleh kurva plot pH larutan (sumbu y) sebagai fungsi dari volume larutan penitrasi (sumbu x). Mula – mula, dalam labu erlenmeyer hanya terdapat 50 mL HCl 0,1 M dan beberapa tetes indikator fenolftalein (trayek perubahan warna pH = 8,0 – 9,6). Konsentrasi HCl adalah 0,1 M, berarti pH = 1. Pada keadaan ini, fenolftalein tidak berwarna. Berdasarkan data pada tabel tersebut, setelah ditambahkan 10 mL larutan NaOH 0,1 M, masih terdapat HCl dengan konsentrasi 0,067 M sehingga pH larutan adalah 1,17.

  


Titik ekuivalen akan tercapai setelah penambahan 50 mL NaOH 0,1 M. Pada kondisi tersebut, pH larutan netral (pH=7) dan seluruh HCl telah habis bereaksi,  larutan fenolftalein masih tidak berwarna. Kemudian, penambahan NaOH menjadi 60 mL menyebabkan nilai pH larutan meningkat mencapai 11,96 sehingga indikator fenolftalein berubah menjadi merah muda (trayek perubahan warna pH = 8,0 – 9,6) dan titik akhir titrasi tercapai. Pada titrasi ini, titik ekuivalen berbeda dengan titik akhir titrasi.

B.   Titrasi Basa Kuat oleh Asam Kuat
Indikator metil merah digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi pada reaksi penetralan basa kuat oleh asam kuat. Misalnya titrasi KOH 0,1 M (basa kuat) oleh HCl 0,1 M (asam kuat). Data titrasi tersebut dapat di pelajari pada table.
Volume HCl 0,1 M (mL)
pH
0
13,00
10
12,83
20
12,63
30
12,40
40
12,05
50
7,00
60
2,04
70
1,78
80
1,64
90
1,54
100
1,48
Berdasarkan tabel , diperoleh kurvva plot pH larutan sebagai funsi dari volume larutan penitrasi.

Pada awalnya, dalam labu Erlenmeyer hanya terdapat 50 mL larutan KOH 0,1 M dan beberapa tetes indicator metil merah (trayek pH= 4,2 – 6,3). Konsentrasi KOH adalah 0,1 M, berarti pH = 13. Pada suasana basa, indikator metil merah berwarna kuning. Penambahan larutan HCl  akan menurunkan pH larutan. Titik ekuivalen tercapai pada pemnambahan 50 mL HCl 0,1 M (pH = 7). Pada keadaan ini , indikator metil merah belum berubah warna (masih kuning). Setelah itu, penambahan HCl menyebabkan nilai pH larutan turun sehingga indikator berubah menjadi merah


Add caption



Pada kedua titrasi tersebut, digunakan indakator yang berbeda. Bagaimanakah cara memilih indikator untuk titrasi ? Pemiliha jenis indikator sesuai dengan trayek pH indikator pasa saat titik ekuivalen tercapai dan dipilih indikator yang memudahkan pengamatan pada saat terjadi perubahan warna.
C.    Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat
·         Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat.
·         Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M.
·         Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO–.
·         Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH–.
·         Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut (James E. Brady, 1990).
CH3COOH(aq) + OH–(aq) ⎯⎯→ H2O(l) + CH3COO–(aq)


·         Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat ditunjukkan pada gambar

 





D.   Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat

·         Jika 25 mL NH4OH 0,1 M (basa lemah) dititrasi dengan HCl 0,1 M (asam kuat), maka besarnya pH semakin turun sedikit demi sedikit, kemudian mengalami penurunan drastis pada pH antara 4 sampai 7.
·         Titik ekuivalen terjadi pada pH kurang 7.
·         Oleh sebab itu, indikator yang paling cocok adalah indikator metil merah.

Senin, 03 Februari 2014

angga 2

· Tujuan Praktikum :
·Untuk memisahkan membran telur dari cangkangnya
· Alat dan bahan :
1.  Cuka 1 Botol
2.  Telur mentah 1 butir
3.  Gelas plastik 2 buah
4.  Pisau
5.  Air
6.  Pewarna makanan
7.  Sarung tangan plastik
8.  Piring 1 buah

·  Cara Kerja :
1.  Membuat lubang pada bagian atas telur menggunakan ujung pisau
2.  Mengeluarkan seluruh isi telur hingga habis ke atas piring yang sudah di siapkan dengan cara mengguncang-guncangkan telur itu
3.  Membersihkan telur luar dan dalam menggunakan air hingga bersih
4.  Menuangkan cuka kedalam gelas plastik yang sudah di siapkan, lalu memasukkan telur ke dalam gelas itu
5.  Menekan telur secara perlahan agar telur tenggelam sepenuhnya dengan menggunakan sarung tangan plastik maka telur akan menjadi lembek karena cangkang luarnya sudah terkupas
6.  Merendam telur selama 24 jam
7.  Setelah 24 jam angkat telur, lalu bersihkan dengan air hingga bersih, setelah bersih masukan telur tadi ke dalam gelas plastik yang berisi air dan sudah diberi pewarna
8.  Setelah berwarna tiriskan dan peras telur itu, lalu serap sisa air itu menggunakan tisu
Sebelum direndam dengan cuka cangkang telur akan seperti cangkang telur pada umumnya, namun setelah direndam dengan air cuka, telur akan menjadi lembek karena cangkang luarnya sudah terkelupas





·    Hasil Praktikum :
1.  Cangkang telur mengalami perubahan karena direndam dengan cuka
2.  Cangkang akan mengalami perubahan permanen yaitu, berubah teksturnya menjadi lembek
3.  Saat dalam keaadaan kering, cangkang telur yang lembek tadi akan mengering dan mengecil, namun setelah dibasai maka akan kembali ke bentuk asalnya
4.  Cangkang telur tersusun dari molukel kalsium karbonat, namun setelah direndam dengan cuka molekul telur terurai menjadi molekul gas CO2 dan molekul garam
5.  Tekstur telur tidak akan bisa kembali menjadi keras karena telur sudah berubah tekstur secara permanen